100
minutes
Jenis Film : Drama
Produser : M. Abduh Aziz
Produksi : Cangkir Kopi Production
Sutradara : Lasja F. Susatyo
Jenis Film : Drama
Produser : M. Abduh Aziz
Produksi : Cangkir Kopi Production
Sutradara : Lasja F. Susatyo
Casts
Roy Marten
Ringgo Agus ...
Alex Komang
Ibnu Jamil
Teuku Rifnu ...
Maria Oentoe
Roy Marten
Ringgo Agus ...
Alex Komang
Ibnu Jamil
Teuku Rifnu ...
Maria Oentoe
Maryam Supraba
Sabai Morzhek
Adinia Wirasti
Fauzi Baadilah
Sabai Morzhek
Adinia Wirasti
Fauzi Baadilah
Nungki Kusumastuti
SYNOPSIS
Yan (55 tahun) adalah seorang pejabat pemerintah yang lurus; Isterinya, Ratna (55 tahun) adalah dosen filsafat di sebuah universitas terkemuka. Mereka berdua memiliki 3 anak yang sangat berbeda sifatnya satu sama lain. Yang tertua, Firman, paling lemah di antara saudara-saudaranya. Baru saja cerai dan dalam kondisi menganggur. Anak kedua, Satria, kondisinya jauh berbeda; kontraktor muda yang punya ambisi besar untuk mengembangkan bisnisnya. Satria tentu saja jadi anak emas keluarga, contoh keberhasilan yang perlu ditiru. Dan yang terakhir adalah Dian, bungsu kesayangan seluruh anggota keluarga; kini telah bertunangan dengan Hassan; anggota DPR yang masih muda, haus kekekuasaan dan punya banyak koneksi para pejabat. Kemudian hidup bersama keluarga ini adalah sang Nenek (Soen); Ibu dari Yan, yang menjaga, menemani, dan menjadi tempat mengadu dari seluruh anggota keluarga.
Cerita ini bermula ketika Satria dibujuk Hasan untuk meminta jatah proyek pembangunan pelabuhan dari Ayahnya. Sementara Hassan bersama-sama teman-temannya di DPR akan mengatur anggaran proyek tersebut dari dalam. Upaya ini membuahkan hasil, perusahaan Satria memenangkan tender tersebut. Sementara Yan mulai terganggu dengan bisik-bisik di kantornya; rumor beredar bahwa Yan yang dikenal selama ini sangat lurus, akhirnya sama saja dengan pejabat lainnya. Stress karena gunjingan kanan-kiri, Yan memutuskan mengundurkan diri. Sang Nenek, Soen, bukan tidak paham apa yang sedang dialami anaknya, ia ikut stress dan akhirnya masuk rumah sakit. Soen, sang Nenek, akhirnya wafat.
Kehidupan keluarga ini kemudian berubah drastis menjadi lebih suram dan tak sehangat dahulu. Uang ternyata mengubah semua dan nilai-nilai dalam keluarga mulai runtuh sejalan dengan terkuaknya kepalsuan di sekitar mereka. Mampukah mereka bertahan sebagai sebuah keluarga? Bagaimana mereka mulai menata kembali hidup mereka? Menilai kembali nilai-nilai yang mereka yakini dan belajar dari kesalahan Akankah cinta dapat mengalahkan kerakusan?
Yan (55 tahun) adalah seorang pejabat pemerintah yang lurus; Isterinya, Ratna (55 tahun) adalah dosen filsafat di sebuah universitas terkemuka. Mereka berdua memiliki 3 anak yang sangat berbeda sifatnya satu sama lain. Yang tertua, Firman, paling lemah di antara saudara-saudaranya. Baru saja cerai dan dalam kondisi menganggur. Anak kedua, Satria, kondisinya jauh berbeda; kontraktor muda yang punya ambisi besar untuk mengembangkan bisnisnya. Satria tentu saja jadi anak emas keluarga, contoh keberhasilan yang perlu ditiru. Dan yang terakhir adalah Dian, bungsu kesayangan seluruh anggota keluarga; kini telah bertunangan dengan Hassan; anggota DPR yang masih muda, haus kekekuasaan dan punya banyak koneksi para pejabat. Kemudian hidup bersama keluarga ini adalah sang Nenek (Soen); Ibu dari Yan, yang menjaga, menemani, dan menjadi tempat mengadu dari seluruh anggota keluarga.
Cerita ini bermula ketika Satria dibujuk Hasan untuk meminta jatah proyek pembangunan pelabuhan dari Ayahnya. Sementara Hassan bersama-sama teman-temannya di DPR akan mengatur anggaran proyek tersebut dari dalam. Upaya ini membuahkan hasil, perusahaan Satria memenangkan tender tersebut. Sementara Yan mulai terganggu dengan bisik-bisik di kantornya; rumor beredar bahwa Yan yang dikenal selama ini sangat lurus, akhirnya sama saja dengan pejabat lainnya. Stress karena gunjingan kanan-kiri, Yan memutuskan mengundurkan diri. Sang Nenek, Soen, bukan tidak paham apa yang sedang dialami anaknya, ia ikut stress dan akhirnya masuk rumah sakit. Soen, sang Nenek, akhirnya wafat.
Kehidupan keluarga ini kemudian berubah drastis menjadi lebih suram dan tak sehangat dahulu. Uang ternyata mengubah semua dan nilai-nilai dalam keluarga mulai runtuh sejalan dengan terkuaknya kepalsuan di sekitar mereka. Mampukah mereka bertahan sebagai sebuah keluarga? Bagaimana mereka mulai menata kembali hidup mereka? Menilai kembali nilai-nilai yang mereka yakini dan belajar dari kesalahan Akankah cinta dapat mengalahkan kerakusan?
PLAYING AT:
JAKARTA
THEATER | SHOWTIME | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
ARTHA GADING XXI | 12:30 | 14:40 | 16:50 | ||||
BLOK M SQUARE | 12:30 | 14:40 | 16:50 | 19:00 | 21:10 | ||
CIBUBUR | 14:40 | 19:00 | |||||
CIJANTUNG | 12:15 | 14:20 | 16:25 | 18:30 | 20:35 | ||
GADING XXI | 12:30 | 14:40 | 16:50 | 19:00 | 21:10 | ||
GADING XXI | 14:40 | 19:00 | |||||
KASABLANKA XXI | 14:55 | 19:15 | |||||
KEMANG VILLAGE XXI | 12:45 | 17:05 | 21:25 | ||||
KRAMAT JATI XXI | 12:30 | 14:40 | 16:50 | 19:00 | 21:10 | ||
METROPOLE XXI | 12:45 | 17:05 | 21:25 | ||||
PLAZA SENAYAN XXI | 12:30 | 16:50 | 21:10 | ||||
PONDOK INDAH 1 XXI | 14:40 | 19:00 | |||||
SETIABUDI | 12:45 | 17:05 | 21:25 | ||||
SLIPI JAYA | 12:30 | 14:40 | 16:50 | 19:00 | 21:10 | ||
T I M XXI | 13:00 | 15:10 | 17:20 | 19:30 | 21:40 |
Last Update: Sabtu, 10 Mei 2014
Jadwal tayang dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.(All schedules are subject to change without notice.)